Bangun Optimisme Siswa SMK, Gubernur Jatim Bagikan Referensi Kesuksesan di Era 4.0
By Abdi Satria
nusakini.com-Surabaya- Guru, trainer, dan tutor SMK harus terus membangun optimisme para siswa-siswi SMK. Salah satu caranya dengan membagikan contoh-contoh kesuksesan, ataupun nama-nama yang bisa menjadi referensi kesuksesan pada masa depan mereka. Apalagi di era industri 4.0, dimana keberadaan teknologi saat ini telah mengubah industri.
“Bagaimana sekarang para guru, tutor, trainer menyampaikan kepada murid terkait yang sedang berkembang di era digital dan start up industri 4.0. Seperti Uber menjadi perusahaan taksi terbesar tanpa memiliki kendaraan satupun, facebook platform media terpopuler tapi tidak menciptakan konten. Ada lagi instagram, perusahaan penyedia foto paling populer tapi tidak menjual kamera. Bahkan orang-orang berlomba-lomba untuk upload foto di instagram,” jelas Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Seminar Penyelerasan Kerjasama SMK dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) di Dyandra Convention Hall Surabaya, Senin (29/4).
Menurutnya, dengan pemberian contoh-contoh kesuksesan bisa memberikan dorongan dan tatapan masa depan bagi para siswa SMK. Harapannya, mereka bisa mengikuti jejak kesuksesan yang telah terjadi di era digital 4.0, dan mempunyai pikiran yang out of the box untuk melakukan inovasi dan kreatifitas.
“Mereka mempunyai kesempatan untuk membuka dunia dengan kemampuan yang dimilikinya. Beri mereka dorongan, tatapan masa depan,” kata orang nomor satu di Jatim ini.
Dalam seminar tersebut, Gubernur Khofifah juga menyampaikan skill yang dibutuhkan oleh industri di masa depan dan era 4.0. Sebagai contoh problem solving skill yang dibutuhkan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan internal. Lalu, social skill, kemampuan untuk melakukan koordinasi, negosiasi, persuasi, monitoring, kepekaan dalam memberikan bantuan hingga emotional intelligence.
“Ini sebetulnya yang dikenal dengan link and match. Tadi saya menyampaikan kebutuhan-kebutuhan skill, industri masa depan. Ada social skill, ada pula problem solving skill kemampuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan internalnya,” katanya.
Menurutnya, untuk social skill, partisipasi dari Jatim luar biasa. Begitu juga dengan interaksi sosial juga dinilai bagus. Hal tersebut seharusnya bisa menjadi bagian dari social capital.
“Justru kita mempunyai social capital yang luar biasa di Jatim. Social capital Jatim ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di Jatim karena terdapat social skill yang menjadi kebutuhan skill yang harus dipenuhi pada era industri 4.0,” jelasnya.
Mengenai sinergi antara SMK dengan DUDI, perlu disambungkan keduanya dengan kurikulum yang masih perlu proses pembahasan bersama. “Adakah kurikulum yang harus disesuaikan ? Berapa lama kita harus magang ? Saya usul kepada Kepala Dinas Pendidikan paling tidak setahun include dengan masa libur. Artinya kira-kira 10 bulan masa magang,” imbuhnya.
Lebih lanjut disampaikannya, semua itu bisa dilatih dan disimulasikan dengan modul-modul yang dimiliki. Kemudian Pemprov Jatim juga meminta masukan dari ITS, Unair dan Universitas Brawijaya yang mempunya fakultas vokasi. Harapannya, ke depan bisa sambung betul antara SMK dengan dunia industri.
“Kita melakukan komunikasi dengan perguruan tinggi-perguruan tinggi yang mempunyai jurusan vokasi untuk mendorong kemajuan SMK di Jatim. Sehingga akan ada penguatan terhadap skill tertentu dari basic yang dimiliki oleh anak didik di SMK,” pungkasnya
Selain itu, guru yang sudah membimbing rombongan belajar juga punya pengalaman yang bisa diperkaya. Sehingga, proses tersebut bisa diperkuat dengan perguruan tinggi yang memiliki fakultas vokasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Prov. Jatim Dr. Saiful Rachman, MM, M.Pd mengatakan, kegiatan seminar tersebut merupakan bentuk revitalisasi SMK di Jatim. Yakni untuk mengantisipasi stigma bahwa SMK penyumbang pengangguran terbesar.
“Ini kita terus ingatkan dengan melakukan kerjasama dengan industri semakin kuat dan semakin cettar. Kerjasama dengan industri itu harus mulai awal,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, salah satu upaya revitalisasi SMK di Jatim, khususnya di masa magang bagi SMK disepakati menjadi 10 bulan pada dunia industri. “Magang tersebut diterapkan dengan pola di blok selama 10 bulan, atau dalam seminggu berapa kali masuk sekolah dan industri,” jelasnya.
Selain itu juga terdapat program SMK Pengampu yang merupakan proyek positif yang dijalankan Pemprov Jatim. Program tersebut menjadi satu-satunya program yang ada di Indonesia.(p/ab)